Jumat, 29 November 2013

Internet Di Desa

       Kini perkembangan internet sudah semakin luas. Internet tidak hanya dapat diakses di kota tetapi sekarang sudah dapat diakses di desa. Namun mengakses internet di desa tidak semudah dan selancar mengakses di kota karena minimnya jaringan internet disana dan letak geografis yang masih sulit untuk dijangkau

       Alhasil, dengan keterbatasan alat penerima jaringan internet, para pebisnis warung internet di kota ini pun menggunakan receiver (alat penerima akses internet melalui satelit) yang lebih mahal agar akses lebih mudah diterima walaupun faktanya kecepatan internet pun masih tetap berada di bawah standar kecepatan akses dan masyarakat tetap harus membayar biaya sewa internet dengan harga yang lebih mahal.. Hal ini mengakibatkan minimnya SDM berkualitas akibat kurang berkembangnya proses pendidikan di desa.

Tanggapan:
Sebaiknya pemerintah segera melakukan kerjaama kepada berbagai provider penyedia layanan internet agar dapat menambah jumlah receiver untuk mendukung perkembangan informasi agar masyarakat di desa dapat menambah peengetahuannya.


Referensi:
http://www.change.org/id/petisi/pemerintah-kota-tual-dan-menkominfo-ri-kita-butuh-akses-internet-mudah-dan-murah

Posted by Muzdalifah at 11/29/2013 07:07:00 AM 0 comments
       Kini perkembangan internet sudah semakin luas. Internet tidak hanya dapat diakses di kota tetapi sekarang sudah dapat diakses di desa. Namun mengakses internet di desa tidak semudah dan selancar mengakses di kota karena minimnya jaringan internet disana dan letak geografis yang masih sulit untuk dijangkau

       Alhasil, dengan keterbatasan alat penerima jaringan internet, para pebisnis warung internet di kota ini pun menggunakan receiver (alat penerima akses internet melalui satelit) yang lebih mahal agar akses lebih mudah diterima walaupun faktanya kecepatan internet pun masih tetap berada di bawah standar kecepatan akses dan masyarakat tetap harus membayar biaya sewa internet dengan harga yang lebih mahal.. Hal ini mengakibatkan minimnya SDM berkualitas akibat kurang berkembangnya proses pendidikan di desa.

Tanggapan:
Sebaiknya pemerintah segera melakukan kerjaama kepada berbagai provider penyedia layanan internet agar dapat menambah jumlah receiver untuk mendukung perkembangan informasi agar masyarakat di desa dapat menambah peengetahuannya.


Referensi:
http://www.change.org/id/petisi/pemerintah-kota-tual-dan-menkominfo-ri-kita-butuh-akses-internet-mudah-dan-murah

Potret Anak Jalanan


       Anak merupakan anugerah terbesar yang dimiliki oleh orangtua. Apalagi jika memiliki anak yang sehat dan pintar. Mengikuti tumbuh kembang anak memang hal yang sangat dinanti oleh orangtua. Tumbuh kembang anak sangat bergantung pada peran orangtua.


      Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor lingkungan. Ada Anak yang dibesarkan dari lingkungan keluarga yang hidup dijalanan. Orangtua mengharuskan mereka untuk bekerja keras. Oleh karena itu mereka lebih memilih bekerja dibanding belajar karena adanya faktor ekonomi yang menyebabkan mereka harus bekerja di usia dini. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pengamen bahkan ada juga yang rela bekerja sebagai pengemis. 

       Bekerja sebagai seorang pengamen atau pengemis juga tak muda untuk mereka karena untuk melakukan hal itu mereka dikoordinir oleh preman. Hasil dari ngamen atau ngemis akan diserahkan kepada pengamen tersebut namun mereka hanya mendapatkan sebagian kecil dari hasil yang mereka peroleh.

      Karena hidup di jalanan menjadikan mereka memiliki sikap yang keras. Lalu kurangnya peran orangtua menjadi bimbang karena tidak adanya orang yang dapat mereka contoh. Maka dari itu banyak diantara mereka yang mencontoh dari teman yang juga berprofesi seperti mereka. Tak jarang mereka merokok bahkan ngedrugs meskipun mereka masih kecil yang disebabkan kurangnya perhatian dari orangtua.

Solusi
      Dalam situasi bagaimanapun sebaiknya orangtua tetap memberikan perhatian serta didikan kepada anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Meskipun hidup sebagai manusia jalanan juga sebaiknya orangtua tidak menyuruh anak untuk bekerja demi membantu ekonomi keluarga. Seharusnya di usia yang masih muda itu anak mendapatkan pendidikan dan menikmati masa anak-anaknya.

Posted by Muzdalifah at 11/29/2013 06:42:00 AM 0 comments

       Anak merupakan anugerah terbesar yang dimiliki oleh orangtua. Apalagi jika memiliki anak yang sehat dan pintar. Mengikuti tumbuh kembang anak memang hal yang sangat dinanti oleh orangtua. Tumbuh kembang anak sangat bergantung pada peran orangtua.

      Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor lingkungan. Ada Anak yang dibesarkan dari lingkungan keluarga yang hidup dijalanan. Orangtua mengharuskan mereka untuk bekerja keras. Oleh karena itu mereka lebih memilih bekerja dibanding belajar karena adanya faktor ekonomi yang menyebabkan mereka harus bekerja di usia dini. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pengamen bahkan ada juga yang rela bekerja sebagai pengemis. 

       Bekerja sebagai seorang pengamen atau pengemis juga tak muda untuk mereka karena untuk melakukan hal itu mereka dikoordinir oleh preman. Hasil dari ngamen atau ngemis akan diserahkan kepada pengamen tersebut namun mereka hanya mendapatkan sebagian kecil dari hasil yang mereka peroleh.

      Karena hidup di jalanan menjadikan mereka memiliki sikap yang keras. Lalu kurangnya peran orangtua menjadi bimbang karena tidak adanya orang yang dapat mereka contoh. Maka dari itu banyak diantara mereka yang mencontoh dari teman yang juga berprofesi seperti mereka. Tak jarang mereka merokok bahkan ngedrugs meskipun mereka masih kecil yang disebabkan kurangnya perhatian dari orangtua.

Solusi
      Dalam situasi bagaimanapun sebaiknya orangtua tetap memberikan perhatian serta didikan kepada anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Meskipun hidup sebagai manusia jalanan juga sebaiknya orangtua tidak menyuruh anak untuk bekerja demi membantu ekonomi keluarga. Seharusnya di usia yang masih muda itu anak mendapatkan pendidikan dan menikmati masa anak-anaknya.

Ini Dia Penyebab Kerusuhan Bentrokan di Ambon


Contoh Kasus:
     
       Penyebab Kerusuhan Ambon. Kerusuhan Ambon terjadi lagi Minggu 11 September 2011. Dari kerusuhan Ambon tersebut telah mengakibatkan korban tewas sebanyak 4 orang. Apa sebenarnya penyebab kerusuhan Ambon yang terjadi kemarin tersebut?


       Penyebab kerusuhan Ambon adalah tewasnya Darmin Saiman. Darmin Saiman adalah korban meninggal dunia pada kecelakaan motor di Ambon pada hari Sabtu.

            Darmin yang adalah seorang tukang ojek dikabarkan tewas dibunuh. Padahal, Darmin adalah korban kecelakaan lalulintas. Menurut Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Jakarta, Darmin tewas karena kecelakaan murni. Dia mengendarai sepeda motor. Ia dari arah stasiun TVRI, Gunung Nona, menuju pos Benteng. Di daerah sekitar tempat pembuangan sampah, yang bersangkutan hilang kendali dan menabrak pohon gadihu, papar Anton. Namun tersiar kabar, Darmin tewas karena dibunuh. Kabar kematian darmin itulah yang menjadi pemicu bentrokan dan kerushan Ambon. itulah yang memicu aksi massa. Bentrokan pun terjadi usai pemakaman korban, Minggu siang. Warga dari dua kelompok saling berhadap-hadapan dan saling menyerang dengan lemparan batu. Sejumlah kendaraan roda dua dan empat pun dibakar. Kontributor KOMPAS.com yang berada di lokasi kejadian berhasil mengabadikan peristiwa tersebut dalam foto.

        Foto tersebut memperlihatkan banyaknya orang yang terlibat dalam bentrokan tersebut. Api pun berkobar di badan jalan, mengiringi kerusuhan yang berlangsung hingga Minggu petang. Sejauh ini, jumlah korban tewas dalam bentrokan tersebut telah mencapai tiga orang. Satu korban mengembuskan napas terakhir di RSU Al Falah, Ambon.

        Korban yang diidentifikasi bernama Sahrun Ely (22) itu tewas dengan luka tembakan di dagu. Dua orang tewas lainnya sempat dibawa ke RSUD dr M Haulussy, Ambon. Mereka tewas karena luka tembak aparat kepolisian saat upaya penghalauan massa. Korban tewas teridentifikasi sebagai Djefry Siahaan yang terkena timah panas di bagian perut dan Cliford Belegur yang tertembak di bagian dada sebelah kiri. Djefry adalah seorang guru yang tengah bertugas di Ambon. Sementara Cliford, murid kelas III SMA Negeri 12 Ambon.

         Semoga dengan diketahuinya penyebab kerusuhan Ambon tersebut, kerusuhan dan bentrokan tidak akan terjadi lagi. Damai Ambon.


Referensi:
http://forum.kompas.com/nasional/40775-ini-dia-penyebab-kerusuhan-bentrokan-di-ambon.html

Posted by Muzdalifah at 11/29/2013 06:40:00 AM 0 comments

Contoh Kasus:
     
       Penyebab Kerusuhan Ambon. Kerusuhan Ambon terjadi lagi Minggu 11 September 2011. Dari kerusuhan Ambon tersebut telah mengakibatkan korban tewas sebanyak 4 orang. Apa sebenarnya penyebab kerusuhan Ambon yang terjadi kemarin tersebut?

       Penyebab kerusuhan Ambon adalah tewasnya Darmin Saiman. Darmin Saiman adalah korban meninggal dunia pada kecelakaan motor di Ambon pada hari Sabtu.

            Darmin yang adalah seorang tukang ojek dikabarkan tewas dibunuh. Padahal, Darmin adalah korban kecelakaan lalulintas. Menurut Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Jakarta, Darmin tewas karena kecelakaan murni. Dia mengendarai sepeda motor. Ia dari arah stasiun TVRI, Gunung Nona, menuju pos Benteng. Di daerah sekitar tempat pembuangan sampah, yang bersangkutan hilang kendali dan menabrak pohon gadihu, papar Anton. Namun tersiar kabar, Darmin tewas karena dibunuh. Kabar kematian darmin itulah yang menjadi pemicu bentrokan dan kerushan Ambon. itulah yang memicu aksi massa. Bentrokan pun terjadi usai pemakaman korban, Minggu siang. Warga dari dua kelompok saling berhadap-hadapan dan saling menyerang dengan lemparan batu. Sejumlah kendaraan roda dua dan empat pun dibakar. Kontributor KOMPAS.com yang berada di lokasi kejadian berhasil mengabadikan peristiwa tersebut dalam foto.

        Foto tersebut memperlihatkan banyaknya orang yang terlibat dalam bentrokan tersebut. Api pun berkobar di badan jalan, mengiringi kerusuhan yang berlangsung hingga Minggu petang. Sejauh ini, jumlah korban tewas dalam bentrokan tersebut telah mencapai tiga orang. Satu korban mengembuskan napas terakhir di RSU Al Falah, Ambon.

        Korban yang diidentifikasi bernama Sahrun Ely (22) itu tewas dengan luka tembakan di dagu. Dua orang tewas lainnya sempat dibawa ke RSUD dr M Haulussy, Ambon. Mereka tewas karena luka tembak aparat kepolisian saat upaya penghalauan massa. Korban tewas teridentifikasi sebagai Djefry Siahaan yang terkena timah panas di bagian perut dan Cliford Belegur yang tertembak di bagian dada sebelah kiri. Djefry adalah seorang guru yang tengah bertugas di Ambon. Sementara Cliford, murid kelas III SMA Negeri 12 Ambon.

         Semoga dengan diketahuinya penyebab kerusuhan Ambon tersebut, kerusuhan dan bentrokan tidak akan terjadi lagi. Damai Ambon.


Referensi:
http://forum.kompas.com/nasional/40775-ini-dia-penyebab-kerusuhan-bentrokan-di-ambon.html

Tidak Baik Membedakan Kelas Sosial


1. Pelapisan Sosial

       Kesenjangan sosial antara penduduk kelas menengah ke atas dengan kelas menengah ke bawah di Jakarta begitu jelas terlihat. Penduduk kelas menengah ke atas tinggal di perumahan-perumahan elit sedangkan penduduk kelas menengah ke bawah tinggal di pinggiran kota bahkan ada pula yang tinggal di bantaran kali. Kelas sosial ini yang menyebabkan adanya perbedaan.

       Gaya hidup juga mempengaruhi. Contohnya Vina adalah anak orang kaya sedangkan Susi anak orang miskin. Vina cenderung hidup konsumtif karena dia merasa memiliki harta yang lebih banyak. Sedangkan Susi cenderung hidup sederhana karena keadaan ekonomi yang pas-pasan sehingga membuat dia menjadi anak yang tidak neko-neko. Susi adalah teman sekelas Vina. Karena tahu kalau Susi orang miskin, Vina tidak ingin berteman dengan Susi meskipun Susi anak yang baik dan pintar. Vina menganggap Susi tidak pantas bergaul dengannya. Sehingga Vina lebih memilih berteman dengan orang yang se-level dengannya.

Solusi
Masa muda adalah masa yang paling tepat untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Seharusnya Vina tidak memilih-milih dalam mencari teman. Kalaupun memilih teman, pilih teman yang baik dan dapat membawanya kepada kebaikan agar dia tahu yang mana teman yang tulus dan tidak. Bukan justru menjauhi Susi yang anak orang miskin.


2. Kesamaan Derajat
       Pak Rudi berasal dari keluarga yang cukup terpandang di lingkungannya. Sedangkan Pak Santo berasal dari keluarga sederhan. Mereka adalah tetangga yang tinggal di lingkungan dimana terdapat orang miskin dan orang kaya.

       Di lingkungan mereka sedang diadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan serta mempererat hubungan  diantara sesama tetangga. Pak Rudi tidak hadir dalam kegiatan kerja bakti tersebut karena beliau tidak ingin membuang waktunya hanya untuk bekerja bakti. Beliau merasa sudah cukup memberikan dana untuk kegiatan kerja bakti sehingga beliau tidak perlu ikut dalam kegiatan tersebut.

Solusi
Sebagai warga di lingkungannya Pak Rudi sebaiknya juga ikut dalam kegiatan kerja bakti karena akan mempererat hubungan antar sesama tetangga. Selain itu beliau juga dapat dikenal dengan warga/tetangga lain. Kegiatan kerja bakti tidak memandang warga dari kelas sosialnya karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan bersama.

Posted by Muzdalifah at 11/29/2013 06:32:00 AM 0 comments

1. Pelapisan Sosial
       Kesenjangan sosial antara penduduk kelas menengah ke atas dengan kelas menengah ke bawah di Jakarta begitu jelas terlihat. Penduduk kelas menengah ke atas tinggal di perumahan-perumahan elit sedangkan penduduk kelas menengah ke bawah tinggal di pinggiran kota bahkan ada pula yang tinggal di bantaran kali. Kelas sosial ini yang menyebabkan adanya perbedaan.

       Gaya hidup juga mempengaruhi. Contohnya Vina adalah anak orang kaya sedangkan Susi anak orang miskin. Vina cenderung hidup konsumtif karena dia merasa memiliki harta yang lebih banyak. Sedangkan Susi cenderung hidup sederhana karena keadaan ekonomi yang pas-pasan sehingga membuat dia menjadi anak yang tidak neko-neko. Susi adalah teman sekelas Vina. Karena tahu kalau Susi orang miskin, Vina tidak ingin berteman dengan Susi meskipun Susi anak yang baik dan pintar. Vina menganggap Susi tidak pantas bergaul dengannya. Sehingga Vina lebih memilih berteman dengan orang yang se-level dengannya.

Solusi
Masa muda adalah masa yang paling tepat untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Seharusnya Vina tidak memilih-milih dalam mencari teman. Kalaupun memilih teman, pilih teman yang baik dan dapat membawanya kepada kebaikan agar dia tahu yang mana teman yang tulus dan tidak. Bukan justru menjauhi Susi yang anak orang miskin.


2. Kesamaan Derajat
       Pak Rudi berasal dari keluarga yang cukup terpandang di lingkungannya. Sedangkan Pak Santo berasal dari keluarga sederhan. Mereka adalah tetangga yang tinggal di lingkungan dimana terdapat orang miskin dan orang kaya.

       Di lingkungan mereka sedang diadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan serta mempererat hubungan  diantara sesama tetangga. Pak Rudi tidak hadir dalam kegiatan kerja bakti tersebut karena beliau tidak ingin membuang waktunya hanya untuk bekerja bakti. Beliau merasa sudah cukup memberikan dana untuk kegiatan kerja bakti sehingga beliau tidak perlu ikut dalam kegiatan tersebut.

Solusi
Sebagai warga di lingkungannya Pak Rudi sebaiknya juga ikut dalam kegiatan kerja bakti karena akan mempererat hubungan antar sesama tetangga. Selain itu beliau juga dapat dikenal dengan warga/tetangga lain. Kegiatan kerja bakti tidak memandang warga dari kelas sosialnya karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan bersama.

Hukuman Mati Mengancam 265 TKI, ke Mana Pemerintah?

Contoh Kasus : 

      JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Wilfrida Soik (22), tenaga kerja Indonesia asal Belu, Nusa Tenggara Timur, yang terancam hukuman mati di Malaysia, ibarat fenomena "gunung es". Di balik itu, masih ada sekitar 264 TKI lain yang terancam hukuman mati. Namun, pemerintah belum menyiapkan langkah antisipasi akibat lemahnya pembenahan.

      Data Migrant Care menyebutkan, ke-265 TKI itu hingga Oktober masih menjalani proses hukum di sejumlah pengadilan di luar negeri dengan dakwaan hukuman mati. Sebanyak 213 TKI di antaranya di Malaysia, 33 orang di Arab Saudi, 18 TKI di China, dan 1 orang lagi di Iran. Mereka didakwa membunuh, mengedarkan narkoba, dan melakukan tindak kriminal lainnya, termasuk tuduhan sihir.

       Menurut Anis selaku Direktur Eksekutif Migrant Care, Kurangnya upaya mencegah hukuman mati tidak banyak dilakukan pemerintah, perbaikan pengiriman, kurang adanya penyadaran optimal bagi para TKI agar benar-benar siap sebelum berangkat, seperti soal kesadaran hukum, situasi kerja di negara penempatan, termasuk menghadapi masalah hukum. Juga pengetahuan, di beberapa negara masih berlaku hukuman mati sehingga mereka tahu tindakan yang harus dihindari.  Kurangnya efektivitas dari lembaga pemerintah dan perhatian terhadap tki juga ditenggarai menjadi salah satu dari lemahnya hukum untuk para pahlawan devisa.

Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2013/10/16/1218450/Hukuman.Mati.Mengancam.265.TKI.ke.Mana.Pemerintah.

Tanggapan :
        Sebelum memberi tanggapan untuk kasus di atas perlu diperhatikan hal sebagai berikut. Negara merupakan organisasi sekelompok orang yang bersama-sama mendiami dan tinggal di satu wilayah dan mengakui suatu pemerintahan. Unsur-unsur terbentuknya suatu negara secara konstitutif adalah wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 26 ayat 1, warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang bertempat tinggal di Indonesia, dan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada NKRI yang disahkan dengan UU.  

        Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, Tujuan Negara Republik Indonesia :
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

       Dari fakta keterkaitan antara Negara dan warga Negara tersebut dapat dilihat bahwa pada kasus di atas seharusnya Negara melindungi warga negaranya dalam hal ini TKI dengan sungguh – sungguh karena setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam mendapakan perlindungan dan hak mencari nafkah. Sebenarnya telah ada perundang – undangan khusus mengenai perlindungan terhadap TKI yaitu UU nomor 39 tahun 2004. Oleh karena itu pemerintah harus lebih optimal dalam melayani TKI dan jangan baru bertindak saat diangkat oleh media.

       Sebagai negara yang menganut hubungan internasional tentunya Indonesia perlu memperhatikan penghormatan terhadap hukum domestik seperti hukuman mati di negara – negara muslim, oleh karena itu perlu dicermati lagi bahwa tidak sepenuhnya hukuman yang didapatkan oleh para TKI adalah kesalahan negara namun lebih menjurus kepada para TKI itu sendiri. Untuk memperkecil kesalahan yang dilakukan oleh para TKI perlu juga bantuan dari jasa penyedia TKI dengan cara pelatihan lebih mendalam agar TKI yang siap mental dan psikis saja yang dapat disalurkan ke luar dan harus adanya pengawasan dari pemerintah. TKI sendiri juga harus menjunjung tinggi “dimana bumi berpijak disitu langit di junjung” sehingga TKI dapat menjalankan hokum dan tradisi negara tujuan sehingga nantinya tidak merusak citra baik dan merugikan negara.

Posted by Muzdalifah at 11/29/2013 06:29:00 AM 0 comments
Contoh Kasus : 

      JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Wilfrida Soik (22), tenaga kerja Indonesia asal Belu, Nusa Tenggara Timur, yang terancam hukuman mati di Malaysia, ibarat fenomena "gunung es". Di balik itu, masih ada sekitar 264 TKI lain yang terancam hukuman mati. Namun, pemerintah belum menyiapkan langkah antisipasi akibat lemahnya pembenahan.

      Data Migrant Care menyebutkan, ke-265 TKI itu hingga Oktober masih menjalani proses hukum di sejumlah pengadilan di luar negeri dengan dakwaan hukuman mati. Sebanyak 213 TKI di antaranya di Malaysia, 33 orang di Arab Saudi, 18 TKI di China, dan 1 orang lagi di Iran. Mereka didakwa membunuh, mengedarkan narkoba, dan melakukan tindak kriminal lainnya, termasuk tuduhan sihir.

       Menurut Anis selaku Direktur Eksekutif Migrant Care, Kurangnya upaya mencegah hukuman mati tidak banyak dilakukan pemerintah, perbaikan pengiriman, kurang adanya penyadaran optimal bagi para TKI agar benar-benar siap sebelum berangkat, seperti soal kesadaran hukum, situasi kerja di negara penempatan, termasuk menghadapi masalah hukum. Juga pengetahuan, di beberapa negara masih berlaku hukuman mati sehingga mereka tahu tindakan yang harus dihindari.  Kurangnya efektivitas dari lembaga pemerintah dan perhatian terhadap tki juga ditenggarai menjadi salah satu dari lemahnya hukum untuk para pahlawan devisa.

Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2013/10/16/1218450/Hukuman.Mati.Mengancam.265.TKI.ke.Mana.Pemerintah.

Tanggapan :
        Sebelum memberi tanggapan untuk kasus di atas perlu diperhatikan hal sebagai berikut. Negara merupakan organisasi sekelompok orang yang bersama-sama mendiami dan tinggal di satu wilayah dan mengakui suatu pemerintahan. Unsur-unsur terbentuknya suatu negara secara konstitutif adalah wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 26 ayat 1, warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang bertempat tinggal di Indonesia, dan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada NKRI yang disahkan dengan UU.  

        Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, Tujuan Negara Republik Indonesia :
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

       Dari fakta keterkaitan antara Negara dan warga Negara tersebut dapat dilihat bahwa pada kasus di atas seharusnya Negara melindungi warga negaranya dalam hal ini TKI dengan sungguh – sungguh karena setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam mendapakan perlindungan dan hak mencari nafkah. Sebenarnya telah ada perundang – undangan khusus mengenai perlindungan terhadap TKI yaitu UU nomor 39 tahun 2004. Oleh karena itu pemerintah harus lebih optimal dalam melayani TKI dan jangan baru bertindak saat diangkat oleh media.

       Sebagai negara yang menganut hubungan internasional tentunya Indonesia perlu memperhatikan penghormatan terhadap hukum domestik seperti hukuman mati di negara – negara muslim, oleh karena itu perlu dicermati lagi bahwa tidak sepenuhnya hukuman yang didapatkan oleh para TKI adalah kesalahan negara namun lebih menjurus kepada para TKI itu sendiri. Untuk memperkecil kesalahan yang dilakukan oleh para TKI perlu juga bantuan dari jasa penyedia TKI dengan cara pelatihan lebih mendalam agar TKI yang siap mental dan psikis saja yang dapat disalurkan ke luar dan harus adanya pengawasan dari pemerintah. TKI sendiri juga harus menjunjung tinggi “dimana bumi berpijak disitu langit di junjung” sehingga TKI dapat menjalankan hokum dan tradisi negara tujuan sehingga nantinya tidak merusak citra baik dan merugikan negara.

Maju Terus Pemuda Indonesia


      VIVAnews - Para pemuda Indonesia diminta untuk terus memacu diri agar selalu berprestasi. Karena setiap karya dan prestasi dari segala bidang selalu mendapatkan perhatian serta apresiasi dalam bentuk penghargaan.

      Akhmad Zainuri, 23 tahun,  pemuda asal Malang ini berhasil menciptakan Brailevoice yakni keyboard komputer dengan huruf brailie yang dapat mengelurkan suara huruf sesuai dengan tombol yang ditekan.

      Bukan hanya itu, pemuda lulusan fakultas tehnik Brawijaya ini juga menciptakan alat yang berkerja secara otomatis untuk menurunkan kadar air dalam madu.

     Zainuri merupakan salah satu dari 10 pemuda berprestasi atau Pandu (Pemuda Andalan Nusantara) yang menerima penghargaan dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.

     "Mereka harus kosisten menjalan karyanya selama paling sedikit 2 tahun," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga,  Adhyaksa Dault di Jakarta.

     Menurutnya, proses penyeleksian dilakukan di seluruh daerah Indonesia. Seluruh pemuda prestasi dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, teknologi, wirausaha, budaya, dan pariwisata disaring untuk memilih yang terbaik. 

     Berikut 10 pemuda berprestasi yang mendapatkan penghargaan:
1. Dwi Ratnasari (Surabaya) dengan karya membuat alat yang dapat menditeksi kolesterol tinggi.
2. Akhmad Zainuri (Malang) dengan hasil karya Keyboard komputer untuk Tunanetra.
3. Nyono Edi Purnomo Slamet (Blitar) dengan hasil karya Gendhang Sentul untuk mempupuk rasa persatuan, seni dan budaya.
4. Tri Wahyuni (Nganjuk) Kepedulian kemajuan Iptek dan Imtaq di Pemuda.
5. Joko Istiyanto (Klaten) menciptakan alat untuk mengefesienkan BBM dan peningkatan performa mesin.
6. Syammahfuz Chazali (Yogyakarta) Pemanfaatan konpos dari industri perternakan sapi sebagai bahan campuran aneka kerajinan grabah.
7. Jihad Keni Prasetya Rini (Yogyakarta) mencitpakan Mendong berupa box, frame foto dan kap lampu.
8. Arwit Radiani (Yogyakarta) membuat konveksi dari pengolahan limbah kain/kaos yang berupa kain perca menjadi pakaian modis.
9. Rianto Purnomo (Purworejo) melestarikan paseban, seni tradisi seniman Bagelan.
10. Irma Suryanti (Kebumen) membuat konveksi dan kerajinan tangan dari bahan kain yang memperkerjakan orang-orang cacat.

Tanggapan
      Tidak diragukan lagi atas prestasi pemuda Indonesia pada karya yang dibuatnya. Proses penyeleksian dari berbagai daerah, penghargaan dan perhatian atas apresiasi yang diberikan kepada pemuda yang berprestasi dapat memacu agar terus berprestasi.

Referensi:
www.VIVA.co.id

Posted by Muzdalifah at 11/29/2013 06:22:00 AM 0 comments

      VIVAnews - Para pemuda Indonesia diminta untuk terus memacu diri agar selalu berprestasi. Karena setiap karya dan prestasi dari segala bidang selalu mendapatkan perhatian serta apresiasi dalam bentuk penghargaan.

      Akhmad Zainuri, 23 tahun,  pemuda asal Malang ini berhasil menciptakan Brailevoice yakni keyboard komputer dengan huruf brailie yang dapat mengelurkan suara huruf sesuai dengan tombol yang ditekan.

      Bukan hanya itu, pemuda lulusan fakultas tehnik Brawijaya ini juga menciptakan alat yang berkerja secara otomatis untuk menurunkan kadar air dalam madu.

     Zainuri merupakan salah satu dari 10 pemuda berprestasi atau Pandu (Pemuda Andalan Nusantara) yang menerima penghargaan dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.

     "Mereka harus kosisten menjalan karyanya selama paling sedikit 2 tahun," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga,  Adhyaksa Dault di Jakarta.

     Menurutnya, proses penyeleksian dilakukan di seluruh daerah Indonesia. Seluruh pemuda prestasi dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, teknologi, wirausaha, budaya, dan pariwisata disaring untuk memilih yang terbaik. 

     Berikut 10 pemuda berprestasi yang mendapatkan penghargaan:
1. Dwi Ratnasari (Surabaya) dengan karya membuat alat yang dapat menditeksi kolesterol tinggi.
2. Akhmad Zainuri (Malang) dengan hasil karya Keyboard komputer untuk Tunanetra.
3. Nyono Edi Purnomo Slamet (Blitar) dengan hasil karya Gendhang Sentul untuk mempupuk rasa persatuan, seni dan budaya.
4. Tri Wahyuni (Nganjuk) Kepedulian kemajuan Iptek dan Imtaq di Pemuda.
5. Joko Istiyanto (Klaten) menciptakan alat untuk mengefesienkan BBM dan peningkatan performa mesin.
6. Syammahfuz Chazali (Yogyakarta) Pemanfaatan konpos dari industri perternakan sapi sebagai bahan campuran aneka kerajinan grabah.
7. Jihad Keni Prasetya Rini (Yogyakarta) mencitpakan Mendong berupa box, frame foto dan kap lampu.
8. Arwit Radiani (Yogyakarta) membuat konveksi dari pengolahan limbah kain/kaos yang berupa kain perca menjadi pakaian modis.
9. Rianto Purnomo (Purworejo) melestarikan paseban, seni tradisi seniman Bagelan.
10. Irma Suryanti (Kebumen) membuat konveksi dan kerajinan tangan dari bahan kain yang memperkerjakan orang-orang cacat.

Tanggapan
      Tidak diragukan lagi atas prestasi pemuda Indonesia pada karya yang dibuatnya. Proses penyeleksian dari berbagai daerah, penghargaan dan perhatian atas apresiasi yang diberikan kepada pemuda yang berprestasi dapat memacu agar terus berprestasi.

Referensi:
www.VIVA.co.id
 

My WeBlog Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea