Kini perkembangan internet sudah semakin luas. Internet tidak hanya dapat diakses di kota tetapi sekarang sudah dapat diakses di desa. Namun mengakses internet di desa tidak semudah dan selancar mengakses di kota karena minimnya jaringan internet disana dan letak geografis yang masih sulit untuk dijangkau
Alhasil, dengan keterbatasan alat penerima jaringan internet, para pebisnis warung internet di kota ini pun menggunakan receiver (alat
penerima akses internet melalui satelit) yang lebih mahal agar akses
lebih mudah diterima walaupun faktanya kecepatan internet pun masih
tetap berada di bawah standar kecepatan akses dan masyarakat tetap harus
membayar biaya sewa internet dengan harga yang lebih mahal.. Hal ini mengakibatkan minimnya SDM berkualitas akibat kurang berkembangnya proses pendidikan di desa.
Tanggapan:
Sebaiknya pemerintah segera melakukan kerjaama kepada berbagai provider penyedia layanan internet agar dapat menambah jumlah receiver untuk
mendukung perkembangan informasi agar masyarakat di desa dapat menambah peengetahuannya.
Referensi:
http://www.change.org/id/petisi/pemerintah-kota-tual-dan-menkominfo-ri-kita-butuh-akses-internet-mudah-dan-murah
Pengikut
Title Bar
Blog List
Jumat, 29 November 2013
Internet Di Desa
Kini perkembangan internet sudah semakin luas. Internet tidak hanya dapat diakses di kota tetapi sekarang sudah dapat diakses di desa. Namun mengakses internet di desa tidak semudah dan selancar mengakses di kota karena minimnya jaringan internet disana dan letak geografis yang masih sulit untuk dijangkau
Alhasil, dengan keterbatasan alat penerima jaringan internet, para pebisnis warung internet di kota ini pun menggunakan receiver (alat penerima akses internet melalui satelit) yang lebih mahal agar akses lebih mudah diterima walaupun faktanya kecepatan internet pun masih tetap berada di bawah standar kecepatan akses dan masyarakat tetap harus membayar biaya sewa internet dengan harga yang lebih mahal.. Hal ini mengakibatkan minimnya SDM berkualitas akibat kurang berkembangnya proses pendidikan di desa.
Tanggapan:
Sebaiknya pemerintah segera melakukan kerjaama kepada berbagai provider penyedia layanan internet agar dapat menambah jumlah receiver untuk mendukung perkembangan informasi agar masyarakat di desa dapat menambah peengetahuannya.
Referensi:
http://www.change.org/id/petisi/pemerintah-kota-tual-dan-menkominfo-ri-kita-butuh-akses-internet-mudah-dan-murah
Alhasil, dengan keterbatasan alat penerima jaringan internet, para pebisnis warung internet di kota ini pun menggunakan receiver (alat penerima akses internet melalui satelit) yang lebih mahal agar akses lebih mudah diterima walaupun faktanya kecepatan internet pun masih tetap berada di bawah standar kecepatan akses dan masyarakat tetap harus membayar biaya sewa internet dengan harga yang lebih mahal.. Hal ini mengakibatkan minimnya SDM berkualitas akibat kurang berkembangnya proses pendidikan di desa.
Tanggapan:
Sebaiknya pemerintah segera melakukan kerjaama kepada berbagai provider penyedia layanan internet agar dapat menambah jumlah receiver untuk mendukung perkembangan informasi agar masyarakat di desa dapat menambah peengetahuannya.
Referensi:
http://www.change.org/id/petisi/pemerintah-kota-tual-dan-menkominfo-ri-kita-butuh-akses-internet-mudah-dan-murah
Potret Anak Jalanan
Anak merupakan anugerah terbesar yang
dimiliki oleh orangtua. Apalagi jika memiliki anak yang sehat dan pintar.
Mengikuti tumbuh kembang anak memang hal yang sangat dinanti oleh orangtua.
Tumbuh kembang anak sangat bergantung pada peran orangtua.
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor lingkungan. Ada Anak yang
dibesarkan dari lingkungan keluarga yang hidup dijalanan. Orangtua mengharuskan
mereka untuk bekerja keras. Oleh karena itu mereka lebih memilih bekerja
dibanding belajar karena adanya faktor ekonomi yang menyebabkan mereka harus
bekerja di usia dini. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pengamen bahkan
ada juga yang rela bekerja sebagai pengemis.
Bekerja sebagai seorang pengamen atau
pengemis juga tak muda untuk mereka karena untuk melakukan hal itu mereka
dikoordinir oleh preman. Hasil dari ngamen atau ngemis akan diserahkan kepada
pengamen tersebut namun mereka hanya mendapatkan sebagian kecil dari hasil yang
mereka peroleh.
Karena hidup di jalanan menjadikan mereka
memiliki sikap yang keras. Lalu kurangnya peran orangtua menjadi bimbang karena
tidak adanya orang yang dapat mereka contoh. Maka dari itu banyak diantara
mereka yang mencontoh dari teman yang juga berprofesi seperti mereka. Tak
jarang mereka merokok bahkan ngedrugs meskipun mereka masih kecil yang
disebabkan kurangnya perhatian dari orangtua.
Solusi
Dalam situasi bagaimanapun sebaiknya
orangtua tetap memberikan perhatian serta didikan kepada anak agar anak dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Meskipun hidup sebagai manusia jalanan juga
sebaiknya orangtua tidak menyuruh anak untuk bekerja demi membantu ekonomi
keluarga. Seharusnya di usia yang masih muda itu anak mendapatkan pendidikan
dan menikmati masa anak-anaknya.
Posted by
Muzdalifah
at
11/29/2013 06:42:00 AM
0
comments
Anak merupakan anugerah terbesar yang dimiliki oleh orangtua. Apalagi jika memiliki anak yang sehat dan pintar. Mengikuti tumbuh kembang anak memang hal yang sangat dinanti oleh orangtua. Tumbuh kembang anak sangat bergantung pada peran orangtua.
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor lingkungan. Ada Anak yang
dibesarkan dari lingkungan keluarga yang hidup dijalanan. Orangtua mengharuskan
mereka untuk bekerja keras. Oleh karena itu mereka lebih memilih bekerja
dibanding belajar karena adanya faktor ekonomi yang menyebabkan mereka harus
bekerja di usia dini. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pengamen bahkan
ada juga yang rela bekerja sebagai pengemis.
Bekerja sebagai seorang pengamen atau
pengemis juga tak muda untuk mereka karena untuk melakukan hal itu mereka
dikoordinir oleh preman. Hasil dari ngamen atau ngemis akan diserahkan kepada
pengamen tersebut namun mereka hanya mendapatkan sebagian kecil dari hasil yang
mereka peroleh.
Karena hidup di jalanan menjadikan mereka
memiliki sikap yang keras. Lalu kurangnya peran orangtua menjadi bimbang karena
tidak adanya orang yang dapat mereka contoh. Maka dari itu banyak diantara
mereka yang mencontoh dari teman yang juga berprofesi seperti mereka. Tak
jarang mereka merokok bahkan ngedrugs meskipun mereka masih kecil yang
disebabkan kurangnya perhatian dari orangtua.
Solusi
Dalam situasi bagaimanapun sebaiknya
orangtua tetap memberikan perhatian serta didikan kepada anak agar anak dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Meskipun hidup sebagai manusia jalanan juga
sebaiknya orangtua tidak menyuruh anak untuk bekerja demi membantu ekonomi
keluarga. Seharusnya di usia yang masih muda itu anak mendapatkan pendidikan
dan menikmati masa anak-anaknya.
Ini Dia Penyebab Kerusuhan Bentrokan di Ambon
Contoh Kasus:
Penyebab
Kerusuhan Ambon. Kerusuhan Ambon terjadi lagi Minggu 11 September 2011. Dari
kerusuhan Ambon tersebut telah mengakibatkan korban tewas sebanyak 4 orang. Apa
sebenarnya penyebab kerusuhan Ambon yang terjadi kemarin tersebut?
Penyebab kerusuhan Ambon adalah tewasnya
Darmin Saiman. Darmin Saiman adalah korban meninggal dunia pada kecelakaan
motor di Ambon pada hari Sabtu.
Darmin yang adalah seorang tukang ojek
dikabarkan tewas dibunuh. Padahal, Darmin adalah korban kecelakaan lalulintas.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di
Jakarta, Darmin tewas karena kecelakaan murni. “Dia
mengendarai sepeda motor. Ia dari arah stasiun TVRI, Gunung Nona, menuju pos
Benteng. Di daerah sekitar tempat pembuangan sampah, yang bersangkutan hilang
kendali dan menabrak pohon gadihu,” papar Anton. Namun
tersiar kabar, Darmin tewas karena dibunuh. Kabar kematian darmin itulah yang
menjadi pemicu bentrokan dan kerushan Ambon. itulah yang memicu aksi massa.
Bentrokan pun terjadi usai pemakaman korban, Minggu siang. Warga dari dua
kelompok saling berhadap-hadapan dan saling menyerang dengan lemparan batu.
Sejumlah kendaraan roda dua dan empat pun dibakar. Kontributor KOMPAS.com yang
berada di lokasi kejadian berhasil mengabadikan peristiwa tersebut dalam foto.
Foto
tersebut memperlihatkan banyaknya orang yang terlibat dalam bentrokan tersebut.
Api pun berkobar di badan jalan, mengiringi kerusuhan yang berlangsung hingga
Minggu petang. Sejauh ini, jumlah korban tewas dalam bentrokan tersebut telah
mencapai tiga orang. Satu korban mengembuskan napas terakhir di RSU Al Falah,
Ambon.
Korban yang diidentifikasi bernama Sahrun
Ely (22) itu tewas dengan luka tembakan di dagu. Dua orang tewas lainnya sempat
dibawa ke RSUD dr M Haulussy, Ambon. Mereka tewas karena luka tembak aparat
kepolisian saat upaya penghalauan massa. Korban tewas teridentifikasi sebagai
Djefry Siahaan yang terkena timah panas di bagian perut dan Cliford Belegur
yang tertembak di bagian dada sebelah kiri. Djefry adalah seorang guru yang
tengah bertugas di Ambon. Sementara Cliford, murid kelas III SMA Negeri 12
Ambon.
Semoga dengan diketahuinya penyebab
kerusuhan Ambon tersebut, kerusuhan dan bentrokan tidak akan terjadi lagi.
Damai Ambon.
Referensi:
http://forum.kompas.com/nasional/40775-ini-dia-penyebab-kerusuhan-bentrokan-di-ambon.html
Contoh Kasus:
Penyebab Kerusuhan Ambon. Kerusuhan Ambon terjadi lagi Minggu 11 September 2011. Dari kerusuhan Ambon tersebut telah mengakibatkan korban tewas sebanyak 4 orang. Apa sebenarnya penyebab kerusuhan Ambon yang terjadi kemarin tersebut?
Penyebab kerusuhan Ambon adalah tewasnya
Darmin Saiman. Darmin Saiman adalah korban meninggal dunia pada kecelakaan
motor di Ambon pada hari Sabtu.
Darmin yang adalah seorang tukang ojek
dikabarkan tewas dibunuh. Padahal, Darmin adalah korban kecelakaan lalulintas.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di
Jakarta, Darmin tewas karena kecelakaan murni. “Dia
mengendarai sepeda motor. Ia dari arah stasiun TVRI, Gunung Nona, menuju pos
Benteng. Di daerah sekitar tempat pembuangan sampah, yang bersangkutan hilang
kendali dan menabrak pohon gadihu,” papar Anton. Namun
tersiar kabar, Darmin tewas karena dibunuh. Kabar kematian darmin itulah yang
menjadi pemicu bentrokan dan kerushan Ambon. itulah yang memicu aksi massa.
Bentrokan pun terjadi usai pemakaman korban, Minggu siang. Warga dari dua
kelompok saling berhadap-hadapan dan saling menyerang dengan lemparan batu.
Sejumlah kendaraan roda dua dan empat pun dibakar. Kontributor KOMPAS.com yang
berada di lokasi kejadian berhasil mengabadikan peristiwa tersebut dalam foto.
Foto
tersebut memperlihatkan banyaknya orang yang terlibat dalam bentrokan tersebut.
Api pun berkobar di badan jalan, mengiringi kerusuhan yang berlangsung hingga
Minggu petang. Sejauh ini, jumlah korban tewas dalam bentrokan tersebut telah
mencapai tiga orang. Satu korban mengembuskan napas terakhir di RSU Al Falah,
Ambon.
Korban yang diidentifikasi bernama Sahrun
Ely (22) itu tewas dengan luka tembakan di dagu. Dua orang tewas lainnya sempat
dibawa ke RSUD dr M Haulussy, Ambon. Mereka tewas karena luka tembak aparat
kepolisian saat upaya penghalauan massa. Korban tewas teridentifikasi sebagai
Djefry Siahaan yang terkena timah panas di bagian perut dan Cliford Belegur
yang tertembak di bagian dada sebelah kiri. Djefry adalah seorang guru yang
tengah bertugas di Ambon. Sementara Cliford, murid kelas III SMA Negeri 12
Ambon.
Semoga dengan diketahuinya penyebab
kerusuhan Ambon tersebut, kerusuhan dan bentrokan tidak akan terjadi lagi.
Damai Ambon.
Referensi:
http://forum.kompas.com/nasional/40775-ini-dia-penyebab-kerusuhan-bentrokan-di-ambon.html
Tidak Baik Membedakan Kelas Sosial
1. Pelapisan Sosial
Kesenjangan sosial antara penduduk kelas
menengah ke atas dengan kelas menengah ke bawah di Jakarta begitu jelas
terlihat. Penduduk kelas menengah ke atas tinggal di perumahan-perumahan elit
sedangkan penduduk kelas menengah ke bawah tinggal di pinggiran kota bahkan ada
pula yang tinggal di bantaran kali. Kelas sosial ini yang menyebabkan adanya
perbedaan.
Gaya hidup juga mempengaruhi. Contohnya Vina
adalah anak orang kaya sedangkan Susi anak orang miskin. Vina cenderung hidup konsumtif
karena dia merasa memiliki harta yang lebih banyak. Sedangkan Susi cenderung hidup
sederhana karena keadaan ekonomi yang pas-pasan sehingga membuat dia menjadi
anak yang tidak neko-neko. Susi adalah teman sekelas Vina. Karena tahu kalau
Susi orang miskin, Vina tidak ingin berteman dengan Susi meskipun Susi anak
yang baik dan pintar. Vina menganggap Susi tidak pantas bergaul dengannya.
Sehingga Vina lebih memilih berteman dengan orang yang se-level dengannya.
Solusi
Masa
muda adalah masa yang paling tepat untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Seharusnya
Vina tidak memilih-milih dalam mencari teman. Kalaupun memilih teman, pilih
teman yang baik dan dapat membawanya kepada kebaikan agar dia tahu yang mana
teman yang tulus dan tidak. Bukan justru menjauhi Susi yang anak orang miskin.
2.
Kesamaan Derajat
Pak Rudi berasal dari keluarga yang cukup
terpandang di lingkungannya. Sedangkan Pak Santo berasal dari keluarga
sederhan. Mereka adalah tetangga yang tinggal di lingkungan dimana terdapat
orang miskin dan orang kaya.
Di lingkungan mereka sedang diadakan
kerja bakti untuk membersihkan lingkungan serta mempererat hubungan diantara sesama tetangga. Pak Rudi tidak hadir
dalam kegiatan kerja bakti tersebut karena beliau tidak ingin membuang waktunya
hanya untuk bekerja bakti. Beliau merasa sudah cukup memberikan dana untuk
kegiatan kerja bakti sehingga beliau tidak perlu ikut dalam kegiatan tersebut.
Solusi
Sebagai
warga di lingkungannya Pak Rudi sebaiknya juga ikut dalam kegiatan kerja bakti
karena akan mempererat hubungan antar sesama tetangga. Selain itu beliau juga
dapat dikenal dengan warga/tetangga lain. Kegiatan kerja bakti tidak memandang
warga dari kelas sosialnya karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan bersama.
Posted by
Muzdalifah
at
11/29/2013 06:32:00 AM
0
comments
1. Pelapisan Sosial
Kesenjangan sosial antara penduduk kelas
menengah ke atas dengan kelas menengah ke bawah di Jakarta begitu jelas
terlihat. Penduduk kelas menengah ke atas tinggal di perumahan-perumahan elit
sedangkan penduduk kelas menengah ke bawah tinggal di pinggiran kota bahkan ada
pula yang tinggal di bantaran kali. Kelas sosial ini yang menyebabkan adanya
perbedaan.
Gaya hidup juga mempengaruhi. Contohnya Vina
adalah anak orang kaya sedangkan Susi anak orang miskin. Vina cenderung hidup konsumtif
karena dia merasa memiliki harta yang lebih banyak. Sedangkan Susi cenderung hidup
sederhana karena keadaan ekonomi yang pas-pasan sehingga membuat dia menjadi
anak yang tidak neko-neko. Susi adalah teman sekelas Vina. Karena tahu kalau
Susi orang miskin, Vina tidak ingin berteman dengan Susi meskipun Susi anak
yang baik dan pintar. Vina menganggap Susi tidak pantas bergaul dengannya.
Sehingga Vina lebih memilih berteman dengan orang yang se-level dengannya.
Solusi
Masa
muda adalah masa yang paling tepat untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Seharusnya
Vina tidak memilih-milih dalam mencari teman. Kalaupun memilih teman, pilih
teman yang baik dan dapat membawanya kepada kebaikan agar dia tahu yang mana
teman yang tulus dan tidak. Bukan justru menjauhi Susi yang anak orang miskin.
2.
Kesamaan Derajat
Pak Rudi berasal dari keluarga yang cukup
terpandang di lingkungannya. Sedangkan Pak Santo berasal dari keluarga
sederhan. Mereka adalah tetangga yang tinggal di lingkungan dimana terdapat
orang miskin dan orang kaya.
Di lingkungan mereka sedang diadakan
kerja bakti untuk membersihkan lingkungan serta mempererat hubungan diantara sesama tetangga. Pak Rudi tidak hadir
dalam kegiatan kerja bakti tersebut karena beliau tidak ingin membuang waktunya
hanya untuk bekerja bakti. Beliau merasa sudah cukup memberikan dana untuk
kegiatan kerja bakti sehingga beliau tidak perlu ikut dalam kegiatan tersebut.
Solusi
Sebagai
warga di lingkungannya Pak Rudi sebaiknya juga ikut dalam kegiatan kerja bakti
karena akan mempererat hubungan antar sesama tetangga. Selain itu beliau juga
dapat dikenal dengan warga/tetangga lain. Kegiatan kerja bakti tidak memandang
warga dari kelas sosialnya karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan bersama.
Hukuman Mati Mengancam 265 TKI, ke Mana Pemerintah?
Contoh Kasus :
JAKARTA,
KOMPAS.com - Kasus Wilfrida Soik (22), tenaga kerja Indonesia asal Belu, Nusa
Tenggara Timur, yang terancam hukuman mati di Malaysia, ibarat fenomena
"gunung es". Di balik itu, masih ada sekitar 264 TKI lain yang
terancam hukuman mati. Namun, pemerintah belum menyiapkan langkah antisipasi
akibat lemahnya pembenahan.
Data
Migrant Care menyebutkan, ke-265 TKI itu hingga Oktober masih menjalani proses
hukum di sejumlah pengadilan di luar negeri dengan dakwaan hukuman mati.
Sebanyak 213 TKI di antaranya di Malaysia, 33 orang di Arab Saudi, 18 TKI di
China, dan 1 orang lagi di Iran. Mereka didakwa membunuh, mengedarkan narkoba,
dan melakukan tindak kriminal lainnya, termasuk tuduhan sihir.
Menurut
Anis selaku Direktur Eksekutif Migrant Care, Kurangnya upaya mencegah hukuman
mati tidak banyak dilakukan pemerintah, perbaikan pengiriman, kurang adanya
penyadaran optimal bagi para TKI agar benar-benar siap sebelum berangkat,
seperti soal kesadaran hukum, situasi kerja di negara penempatan, termasuk
menghadapi masalah hukum. Juga pengetahuan, di beberapa negara masih berlaku
hukuman mati sehingga mereka tahu tindakan yang harus dihindari. Kurangnya efektivitas dari lembaga pemerintah
dan perhatian terhadap tki juga ditenggarai menjadi salah satu dari lemahnya
hukum untuk para pahlawan devisa.
Sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2013/10/16/1218450/Hukuman.Mati.Mengancam.265.TKI.ke.Mana.Pemerintah.
Tanggapan :
Sebelum memberi
tanggapan untuk kasus di atas perlu diperhatikan hal sebagai berikut. Negara
merupakan organisasi sekelompok orang yang bersama-sama mendiami dan tinggal di
satu wilayah dan mengakui suatu pemerintahan. Unsur-unsur terbentuknya suatu
negara secara konstitutif adalah wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Sesuai
dengan UUD 1945 pasal 26 ayat 1, warga negara Indonesia adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang bertempat tinggal di
Indonesia, dan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia
kepada NKRI yang disahkan dengan UU.
Sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945, Tujuan Negara Republik Indonesia :
Melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum,
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Dari fakta keterkaitan
antara Negara dan warga Negara tersebut dapat dilihat bahwa pada kasus di atas
seharusnya Negara melindungi warga negaranya dalam hal ini TKI dengan sungguh –
sungguh karena setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam mendapakan
perlindungan dan hak mencari nafkah. Sebenarnya telah ada perundang – undangan
khusus mengenai perlindungan terhadap TKI yaitu UU nomor 39 tahun 2004. Oleh
karena itu pemerintah harus lebih optimal dalam melayani TKI dan jangan baru
bertindak saat diangkat oleh media.
Sebagai negara yang
menganut hubungan internasional tentunya Indonesia perlu memperhatikan
penghormatan terhadap hukum domestik seperti hukuman mati di negara – negara muslim,
oleh karena itu perlu dicermati lagi bahwa tidak sepenuhnya hukuman yang
didapatkan oleh para TKI adalah kesalahan negara namun lebih menjurus kepada
para TKI itu sendiri. Untuk memperkecil kesalahan yang dilakukan oleh para TKI
perlu juga bantuan dari jasa penyedia TKI dengan cara pelatihan lebih mendalam
agar TKI yang siap mental dan psikis saja yang dapat disalurkan ke luar dan
harus adanya pengawasan dari pemerintah. TKI sendiri juga harus menjunjung
tinggi “dimana bumi berpijak disitu langit di junjung” sehingga TKI dapat
menjalankan hokum dan tradisi negara tujuan sehingga nantinya tidak merusak
citra baik dan merugikan negara.
Posted by
Muzdalifah
at
11/29/2013 06:29:00 AM
0
comments
Contoh Kasus :
JAKARTA,
KOMPAS.com - Kasus Wilfrida Soik (22), tenaga kerja Indonesia asal Belu, Nusa
Tenggara Timur, yang terancam hukuman mati di Malaysia, ibarat fenomena
"gunung es". Di balik itu, masih ada sekitar 264 TKI lain yang
terancam hukuman mati. Namun, pemerintah belum menyiapkan langkah antisipasi
akibat lemahnya pembenahan.
Data
Migrant Care menyebutkan, ke-265 TKI itu hingga Oktober masih menjalani proses
hukum di sejumlah pengadilan di luar negeri dengan dakwaan hukuman mati.
Sebanyak 213 TKI di antaranya di Malaysia, 33 orang di Arab Saudi, 18 TKI di
China, dan 1 orang lagi di Iran. Mereka didakwa membunuh, mengedarkan narkoba,
dan melakukan tindak kriminal lainnya, termasuk tuduhan sihir.
Menurut
Anis selaku Direktur Eksekutif Migrant Care, Kurangnya upaya mencegah hukuman
mati tidak banyak dilakukan pemerintah, perbaikan pengiriman, kurang adanya
penyadaran optimal bagi para TKI agar benar-benar siap sebelum berangkat,
seperti soal kesadaran hukum, situasi kerja di negara penempatan, termasuk
menghadapi masalah hukum. Juga pengetahuan, di beberapa negara masih berlaku
hukuman mati sehingga mereka tahu tindakan yang harus dihindari. Kurangnya efektivitas dari lembaga pemerintah
dan perhatian terhadap tki juga ditenggarai menjadi salah satu dari lemahnya
hukum untuk para pahlawan devisa.
Sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2013/10/16/1218450/Hukuman.Mati.Mengancam.265.TKI.ke.Mana.Pemerintah.
Tanggapan :
Sebelum memberi
tanggapan untuk kasus di atas perlu diperhatikan hal sebagai berikut. Negara
merupakan organisasi sekelompok orang yang bersama-sama mendiami dan tinggal di
satu wilayah dan mengakui suatu pemerintahan. Unsur-unsur terbentuknya suatu
negara secara konstitutif adalah wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Sesuai
dengan UUD 1945 pasal 26 ayat 1, warga negara Indonesia adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang bertempat tinggal di
Indonesia, dan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia
kepada NKRI yang disahkan dengan UU.
Sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945, Tujuan Negara Republik Indonesia :
Melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum,
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Dari fakta keterkaitan
antara Negara dan warga Negara tersebut dapat dilihat bahwa pada kasus di atas
seharusnya Negara melindungi warga negaranya dalam hal ini TKI dengan sungguh –
sungguh karena setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam mendapakan
perlindungan dan hak mencari nafkah. Sebenarnya telah ada perundang – undangan
khusus mengenai perlindungan terhadap TKI yaitu UU nomor 39 tahun 2004. Oleh
karena itu pemerintah harus lebih optimal dalam melayani TKI dan jangan baru
bertindak saat diangkat oleh media.
Sebagai negara yang
menganut hubungan internasional tentunya Indonesia perlu memperhatikan
penghormatan terhadap hukum domestik seperti hukuman mati di negara – negara muslim,
oleh karena itu perlu dicermati lagi bahwa tidak sepenuhnya hukuman yang
didapatkan oleh para TKI adalah kesalahan negara namun lebih menjurus kepada
para TKI itu sendiri. Untuk memperkecil kesalahan yang dilakukan oleh para TKI
perlu juga bantuan dari jasa penyedia TKI dengan cara pelatihan lebih mendalam
agar TKI yang siap mental dan psikis saja yang dapat disalurkan ke luar dan
harus adanya pengawasan dari pemerintah. TKI sendiri juga harus menjunjung
tinggi “dimana bumi berpijak disitu langit di junjung” sehingga TKI dapat
menjalankan hokum dan tradisi negara tujuan sehingga nantinya tidak merusak
citra baik dan merugikan negara.
Maju Terus Pemuda Indonesia
VIVAnews - Para pemuda Indonesia diminta
untuk terus memacu diri agar selalu berprestasi. Karena setiap karya dan
prestasi dari segala bidang selalu mendapatkan perhatian serta apresiasi dalam
bentuk penghargaan.
Akhmad Zainuri, 23 tahun, pemuda
asal Malang ini berhasil menciptakan Brailevoice yakni keyboard komputer dengan
huruf brailie yang dapat mengelurkan suara huruf sesuai dengan tombol yang
ditekan.
Bukan hanya itu, pemuda lulusan fakultas
tehnik Brawijaya ini juga menciptakan alat yang berkerja secara otomatis untuk
menurunkan kadar air dalam madu.
Zainuri merupakan salah satu dari 10
pemuda berprestasi atau Pandu (Pemuda Andalan Nusantara) yang menerima
penghargaan dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.
"Mereka harus kosisten menjalan karyanya
selama paling sedikit 2 tahun," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga,
Adhyaksa Dault di Jakarta.
Menurutnya, proses penyeleksian dilakukan
di seluruh daerah Indonesia. Seluruh pemuda prestasi dalam berbagai bidang,
seperti pendidikan, teknologi, wirausaha, budaya, dan pariwisata disaring untuk
memilih yang terbaik.
Berikut 10 pemuda berprestasi yang
mendapatkan penghargaan:
1.
Dwi Ratnasari (Surabaya) dengan karya membuat alat yang dapat menditeksi
kolesterol tinggi.
2.
Akhmad Zainuri (Malang) dengan hasil karya Keyboard komputer untuk Tunanetra.
3.
Nyono Edi Purnomo Slamet (Blitar) dengan hasil karya Gendhang Sentul untuk
mempupuk rasa persatuan, seni dan budaya.
4.
Tri Wahyuni (Nganjuk) Kepedulian kemajuan Iptek dan Imtaq di Pemuda.
5.
Joko Istiyanto (Klaten) menciptakan alat untuk mengefesienkan BBM dan
peningkatan performa mesin.
6.
Syammahfuz Chazali (Yogyakarta) Pemanfaatan konpos dari industri perternakan
sapi sebagai bahan campuran aneka kerajinan grabah.
7.
Jihad Keni Prasetya Rini (Yogyakarta) mencitpakan Mendong berupa box, frame
foto dan kap lampu.
8.
Arwit Radiani (Yogyakarta) membuat konveksi dari pengolahan limbah kain/kaos
yang berupa kain perca menjadi pakaian modis.
9.
Rianto Purnomo (Purworejo) melestarikan paseban, seni tradisi seniman Bagelan.
10.
Irma Suryanti (Kebumen) membuat konveksi dan kerajinan tangan dari bahan kain
yang memperkerjakan orang-orang cacat.
Tanggapan
Tidak diragukan lagi atas prestasi pemuda
Indonesia pada karya yang dibuatnya. Proses penyeleksian dari berbagai daerah, penghargaan
dan perhatian atas apresiasi yang diberikan kepada pemuda yang berprestasi
dapat memacu agar terus berprestasi.
Referensi:
www.VIVA.co.id
Posted by
Muzdalifah
at
11/29/2013 06:22:00 AM
0
comments
VIVAnews - Para pemuda Indonesia diminta
untuk terus memacu diri agar selalu berprestasi. Karena setiap karya dan
prestasi dari segala bidang selalu mendapatkan perhatian serta apresiasi dalam
bentuk penghargaan.
Akhmad Zainuri, 23 tahun, pemuda
asal Malang ini berhasil menciptakan Brailevoice yakni keyboard komputer dengan
huruf brailie yang dapat mengelurkan suara huruf sesuai dengan tombol yang
ditekan.
Bukan hanya itu, pemuda lulusan fakultas
tehnik Brawijaya ini juga menciptakan alat yang berkerja secara otomatis untuk
menurunkan kadar air dalam madu.
Zainuri merupakan salah satu dari 10
pemuda berprestasi atau Pandu (Pemuda Andalan Nusantara) yang menerima
penghargaan dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.
"Mereka harus kosisten menjalan karyanya
selama paling sedikit 2 tahun," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga,
Adhyaksa Dault di Jakarta.
Menurutnya, proses penyeleksian dilakukan
di seluruh daerah Indonesia. Seluruh pemuda prestasi dalam berbagai bidang,
seperti pendidikan, teknologi, wirausaha, budaya, dan pariwisata disaring untuk
memilih yang terbaik.
Berikut 10 pemuda berprestasi yang
mendapatkan penghargaan:
1.
Dwi Ratnasari (Surabaya) dengan karya membuat alat yang dapat menditeksi
kolesterol tinggi.
2.
Akhmad Zainuri (Malang) dengan hasil karya Keyboard komputer untuk Tunanetra.
3.
Nyono Edi Purnomo Slamet (Blitar) dengan hasil karya Gendhang Sentul untuk
mempupuk rasa persatuan, seni dan budaya.
4.
Tri Wahyuni (Nganjuk) Kepedulian kemajuan Iptek dan Imtaq di Pemuda.
5.
Joko Istiyanto (Klaten) menciptakan alat untuk mengefesienkan BBM dan
peningkatan performa mesin.
6.
Syammahfuz Chazali (Yogyakarta) Pemanfaatan konpos dari industri perternakan
sapi sebagai bahan campuran aneka kerajinan grabah.
7.
Jihad Keni Prasetya Rini (Yogyakarta) mencitpakan Mendong berupa box, frame
foto dan kap lampu.
8.
Arwit Radiani (Yogyakarta) membuat konveksi dari pengolahan limbah kain/kaos
yang berupa kain perca menjadi pakaian modis.
9.
Rianto Purnomo (Purworejo) melestarikan paseban, seni tradisi seniman Bagelan.
10.
Irma Suryanti (Kebumen) membuat konveksi dan kerajinan tangan dari bahan kain
yang memperkerjakan orang-orang cacat.
Tanggapan
Tidak diragukan lagi atas prestasi pemuda
Indonesia pada karya yang dibuatnya. Proses penyeleksian dari berbagai daerah, penghargaan
dan perhatian atas apresiasi yang diberikan kepada pemuda yang berprestasi
dapat memacu agar terus berprestasi.
Referensi:
www.VIVA.co.id
Langganan:
Postingan (Atom)